Poundsterling (GBP) menguat terhadap mata uang utama lainnya pada hari Jumat (28/2) karena investor memperkirakan siklus pelonggaran moneter Bank of England (BoE) akan lebih moderat tahun ini dibandingkan bank sentral lain dari negara-negara ekonomi utama. Para pedagang telah memperkirakan dua kali penurunan suku bunga oleh BoE. Sebaliknya, Bank Sentral Eropa (ECB) diperkirakan akan memangkas suku bunga tiga kali dan Federal Reserve (Fed) diantisipasi akan menurunkannya sebesar 60 basis poin (bps).
Pelaku Pasar telah memperkirakan siklus pelonggaran kebijakan BoE yang lebih lambat karena pertumbuhan upah yang kuat. Penghasilan Rata-rata Tidak Termasuk Bonus dalam tiga bulan yang berakhir Desember meningkat menjadi 5,9%, level tertinggi yang terlihat sejak April 2024.
Wakil Gubernur BoE Dave Ramsden juga mengatakan dalam pidatonya di Universitas Stellenbosch di Afrika Selatan selama jam perdagangan awal Eropa pada hari Jumat bahwa pertumbuhan upah “lebih kuat dari yang diharapkannya”. Namun, Ramsden tetap yakin bahwa “proses inti deflasi tetap utuh”. Di sisi global, ia mengatakan sulit untuk menentukan apakah dampak Tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan “inflasi atau deflasi” bagi perekonomian.
Sementara itu, pertemuan antara Perdana Menteri Inggris (UK) Keir Starmer dan Presiden AS pada hari Kamis berakhir tanpa kesepakatan. Namun, Trump mengatakan ada “peluang yang sangat bagus” untuk kesepakatan perdagangan “di mana Tarif tidak diperlukan.” Trump menambahkan bahwa kesepakatan seperti itu dapat dibuat “cukup cepat,” BBC melaporkan.(Ads)
Sumber: FXStreet
Read Time:1 Minute, 7 Second