0
0
USD/JPY turun lebih dari 0,3% mendekati 150,50 pada sesi Amerika Utara pada hari Jumat. Pasangan ini tetap melemah meskipun data Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) inti Amerika Serikat (AS) untuk bulan Februari keluar lebih tinggi dari yang diharapkan. Inflasi PCE inti AS – yang tidak termasuk makanan dan energi yang mudah berubah – naik lebih cepat sebesar 2,8% tahun-ke-tahun dibandingkan dengan estimasi dan rilis sebelumnya sebesar 2,7%.
Federal Reserve (Fed) juga mengantisipasi pengukur inflasi pilihannya untuk mencapai rata-rata 2,8% pada akhir tahun dalam pertemuan kebijakan moneter minggu lalu di mana ia membiarkan suku bunga dalam kisaran saat ini sebesar 4,25%-4,50% dan mengarahkan bahwa mereka tidak terburu-buru untuk melakukan penyesuaian karena kurangnya kejelasan mengenai agenda Tarif Presiden AS Donald Trump. Data inflasi inti PCE AS yang lebih tinggi dari yang diproyeksikan diharapkan dapat meningkatkan ekspektasi bagi Fed untuk mempertahankan suku bunga pinjaman pada level saat ini untuk jangka waktu yang lama.
Sementara itu, investor bersiap untuk pengumuman Tarif timbal balik oleh Presiden AS Trump pada hari Rabu. Trump siap untuk mengungkap rencana Tarif terperinci untuk semua mitra dagangnya guna memperbaiki defisit perdagangan yang membengkak. Pelaku Pasar memperkirakan Tarif Trump akan mengakibatkan perlambatan ekonomi dan kebangkitan kembali tekanan inflasi di seluruh dunia.
Terkait Yen Jepang (JPY), data Indeks Harga Konsumen (IHK) Tokyo yang tinggi untuk bulan Maret telah mendorong ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Bank Jepang (BoJ) tahun ini. Data inflasi yang tinggi juga telah memperkuat Yen Jepang terhadap mata uang lainnya.
Data IHK Tokyo naik sebesar 2,9% dalam 12 bulan hingga Maret, lebih cepat dari pertumbuhan 2,8% yang terlihat pada bulan Februari. Data IHK ibu kota Jepang – yang tidak termasuk Makanan Segar – meningkat sebesar 2,4% terhadap estimasi dan rilis sebelumnya sebesar 2,2%.
sumber: Fxstreet
